Sekali-kali melihat kehebatan Negara lain itu juga perlu. Sebab dengan demikian dapat memetik pengalaman, bisa membandingkan hal-hal positif, syukur-syukur bisa diterapkan untuk kemajuan di negeri sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut kalau anda pernah membaca tulisan saya dimedia ini sebelumnya yang berjudul Episode Ujian Kesabaran dimana aku harus kecewa dan malu karena gagal berangkat ke Jepang, nah sekarang ini tidak, saya benar-benar berkunjung ke Negeri Matahari terbit itu.
Tanggal 23 Peb 2008 jam 22.10 WIB, kami terbang ke Jepang bersama JAL 726 kelas ekonomi, dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Serombongan 22 orang terdiri dari 1 orang Tour Leader dari ITC Tour Jakarta, 17 orang Kepala SMK SBI dari berbagai Propinsi di Indonesia, 4 orang staf Depdiknas Jakarta. Perjalanan selama 8 jam, sebagian besar waktu dimanfaatkan untuk tidur, karena payah dan suasana diluar gelap. Hanya sayap pesawat yang kelihatan dari sinar lampu disayap pesawat itu sendiri. Sesekali terbangun melihat TV kecil yang dipasang disetiap bagian belakang sandaran kursi sambil menikmati hidangan dan nyetel video. Selama penerbangan ada jatah 2x minum, 2x snack, 1x makan malam yang dihidangkan gratis oleh Pramugari-2 cantik asli jepang. Mereka rata-rata tinggi semampai sama seperti pramugari Indonesia. Pramugari itu berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dan Jepang, pilotpun dalam memberi info juga dalam bahasa Jepang dan Inggris. Menu minuman boleh pilih jus apel, orange jus, water, sof drink yang menghangatkan, coffee, green tea. Menu makan ada dua pilihan ayam dan ikan laut.
Pesawat JAL ini menurut saya cukup besar, kelasnya terbagi 3 yaitu paling depan kelas Ekskutif kira-kira 30 kursi, kelas Bisnis kira-kira 180 kursi, Kelas ekonomi kira-kira 180 kursi. Tarif kelas ekonomi waktu itu USD 427 x Rp 9300 = Rp 3.971.100,00, airport Tax & Flight Insurance di Jepang USD 233.50 x Rp 9300 = Rp 2.171.550,00
Minggu 24 Pebruari 2008 jam 07.20 pagi waktu Jepang atau jam 05.20 Waktu Indonesia kami mendarat di Bandara Narita Jepang ada sedikit tidak nyaman karena ketika pesawat akan landing angin begitu besar sehingga terasa berguncang seperti bis berjalan di jalanan bergelombang dan berlubang, hanya sebentar kemudian pesawat bisa landing dengan baik. Kami serombongan menuju kepintu keluar ngantri satu-satu dengan tertib diperiksa oleh petugas bandara dengan sangat teliti sebelum keluar dari bandara. Masing-masing memerlukan waktu 10-15 menit, sepertinya setiap yang masuk Jepang lewat jalan udara harus difoto otomatis saat pemeriksaan itu. Ketika semuanya sudah beres kami serombongan keluar, sudah dijemput oleh guide yang dipersiapkan oleh ITC Travel Ny. Grece Tanaka. Kesan pertama ketika diluar bandara, angin menerpa cukup keras, dingin, bersih tidak ada debu beterbangan. Cerita selanjutnya tunggu ya di tulisan berikutnya, sebetulnya ingin saya menayangkan fotonya tetapi ilmunya belum sampai situ, sabar ya.
Sabtu, 15 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar