Jumat, 10 Desember 2010

KERETA API TERGULING

Kereta Api Mutiara Timur jurusan Banyuwangi Jakarta terguling di pertengahan perjalanan
Probolinggo Pasuruan. Dalam Kecelakaan ini tiga gerbong bagian belakang yang terguling, terjadi ketika malam kereta perjalanan dari banyuwangi arah surabaya tahun 2009; Penyebab kecelakaan karena rel kereta terlepas sebagian ujungnya entah karena tangan jahil masyarakat sekitar atau karena bantalan rel yang sudah lapuk sehingga baut penguat rel terlepas dengan sendirinya.

Akibat kecelakaan kerata pagi logawa dari banyuwangi Solo yang biasanya diberangkatkan dari Jember jam 05.00 pagi tidak bisa diberangkatkan padahal antrian panjang di loket begitu panjang. Korban jiwa tidak ada hanya beberapa orang luka-luka tidak berat dan keseleo atau memar-memar.

Rabu, 08 Desember 2010

KEKAYAAN INDONESIA : BUDAYA JARANAN BRENG

Budaya jaranan adalah salah satu bentuk kesenian masyarakat di Jawa. Jaranan berasal dari kata dalam bahasa Jawa JARAN dalam bahasa Indonesia berarti KUDA. Kata jaranan lalu diartikan kuda-kudaan, menyerupai kuda, menari menirukan orang menaiki kuda.

Dalam kesenian ini sebetulnya banyak ragamnya, misal kalau di Trenggalek ada jaranan pegon, jaranan breng, jaranan buto yang masing masing mempunyai ciri tarian berbeda dan bentuk kuda serta kostum penari yang berbeda pula.

Ide cerita jaranan ini biasanya adegan pertama adalah segerombolan pemuda mungkin digambarkan kalau jaman dulu adalah kesatriya anak-anak raja, yang sedang berkunjung ke Pedesaan atau ke hutan untuk berburu atau mencari pengalaman kehidupan dalam bermasyarakat. Biasanya penari yang menjadi tokoh pemuda masih muda, gagah, cakep utamanya laki-laki walau sekarang juga diperankan oleh wanita tetapi berperan sebagai pemuda. Kemudian adegan kedua disusul segerombolan pemuda itu bersama dengan topeng (prentul) adalah sosok masyarakat biasa atau pengiring para pemuda untuk mengawasi, membimbing dan mengarahkan, menghibur para pemuda selama dalam perjalanan. Karena itu tokoh yang memainkan topeng gerakannya bebas dan lucu.

Adegan ketiga biasanya gerombolan pemuda dan topeng pengasuhnya bertemu dengan celengan yaitu peran babi hutan. Rias wajah celengan biasanya beda dengan rias wajah pemuda. Kalau rias wajah celengan lebih seram dan garang properti menarinya adalah gambar babi hutan tidak berkaki karena kakinya adalah kaki penarinya. Para pemuda yang sedang naik kuda dan topeng pengasuhnya mengganggu babi hutan (celengan) yang sedang mencari makan hingga marah dan terjadilah pertempuran antara pemuda dengan celengan. Pada adegan ini biasanya sebagian pemuda berkuda dan pemeran celengan sampai kesurupan. Cirinya bila kesurupan matanya mendelik tidak berkedip, minta makan ketela pohon, minta minum air kembang telon (air dicampur bunga mawar, sisiran pandan dan kenanga). Setelah beberapa saat kemudian mereka yang kesurupan di sembuhkan oleh dukunnya barulah sadar kembali.

Adegan terakhir biasanya pemuda dan topeng pengasuhnya bertemu dengan barongan, atau caplokan yang menggambarkan sosok ular besar dihutan. Sama juga ular yang merasa terganggu oleh kehadiran para pemuda marah dan terjadilah pertempuran. Pada saat ini biasanya sebagian pemain berkuda dan pemain caplokan atau barongan sampai kesurupan.

Kalau dulu jaranan dipentaskan dihalaman rumah orang punya hajad khitanan, nikahan, di lapangan atau alon-alon ketika 17 agustusan, hari raya idul fitri, dan hari-hari besar lainnya dan penontonnya begitu berjubel, sekarang jaranan sering dipentaskan di pendopo, gedung dan murni berupa tari tanpa adegan kesurupan.

Minggu, 28 November 2010

BEGADANG SEMALAM DI RESTORAN KA MUTIARA TIMUR

Rabu malam saya bepergian ke Surabaya, keperluan rapat dinas ke Convention Hall jalan Arief Rahman Hakim Surabaya. Jam 12.30 malam saya diantar istri berangkat ke Stasiun KA Jember, langsung beli tiket maunya sih kelas eksekutif, ternyata sudah kehabisan tinggal kela bisnis tanpa tempat duduk dengan harga Rp 50.000,- terpaksa kubeli juga dengan sedikit ngomel wong tidak ada tempat duduk harganya kok mahal sekali.


Seharusnya jam 01.00 kereta berangkat tetapi hari itu terlambat setengah jam baru jam 01.30 berangkat dari stasiun Jember. Penumpang penuh semua tempat duduk penuh, saya langsung menuju ke gerbong Restoran, duduk disitu dengan perasaan was-was kalau diusir, kupesan minuman teh hangat pada pelayan restoran. Teman sebelah saya juga pesan teh panas juga. Seorang ibu yang cantik berkulit kuning langsat berpakaian perlente jas hitam bercelana hitam berjilbab pink duduk dilantai pojok restoran sambil merokok dan minum teh tinggal separuh gelas dan masih ada segelas kopi yang belum disentuh. Datang pula ibu tinggi besar berpakaian muslim rok panjang bermotif bunga, memakai kerudung coklat muda awalnya duduk di kursi bundar restoran tetapi baru sejam perjalanan pindah kebawah ikut duduk dilantai juga beralaskan kardus. Karena badannya besar duduk dilantai pantatnya langsung dijatuhkan begitu saja tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas kopi milik ibu yang sedang merokok tadi. Dengan muka malu ibu berbaju muslim minta maaf dan menawarkan untuk dipesankan lagi. Ketika malam semakin larut kedua ibu itu pulas tidur dibawah berbantal kardus-kardus barang kali sambil bermimpi orang kaya jadi miskin tidur dirumah kardus.


Saya memperhatikan juru masak (laki-2 kecil sedikit kurus) yang begitu terampil mengolah makanan dan minuman untuk para pembeli di Kereta. Dua kompor yang nyala itu selalu harus ada saja yang dimasaknya tanpa jedah. Sementara satu goreng nasi satunya goreng telur, sudah itu menyusul panaskan air untuk kopi teh. satunya sudah siap untuk masak bistik. Dilanjutkan wajan satunya untuk goreng kerupuk, begitu seterusnya kerja harus cepat. Kru restoran itu ada kira-kira 5, didapur yang sempit tetapnya 1 orang kadang ada yang bantu cuci-cuci piring gelas sendok, sementara lainnya menjajakan ke gerbong-gerbong sambil menawarkan mencatat pesanan pembeli. Mereka adalah para enter preneur yang harus kreatif mengelola restonya sehingga juragan senang. Jam 03.00 – 04.00 pagi barulah mereka istirahat tidur bukan ditempat tidur yang layak tetapi di lantai juga beralaskan koran atau kardus berbantal nampan, ada yang tidur sambil duduk dipojok gerbong begitulah kehidupan mereka sehari-hari.


Saya sendiri tetap duduk di kursi bulat resto itu karena memang tidak ada tempat lain rasa pinggang dan punggung pegal, jam 03.00 saya beli sepotong roti isi keju dan selai pada penjaja resmi KA itu juga, kenjang rasanya setelah seruputan terakhir teh yang kupesan semalam. Tidak terasa aku tertidur pula sambil kepala diatas kedua tangan terkulai lelap dalam tidur sesaat. Jam 04.30 pagi koki itu sudah sibuk dengan menanak nasi dan menyiapkan minum kopi teh untuk diri sendiri dan teman-teman sekrunya serta kedua pengawasnya.


Jam 06.00 pagi saya langsung turun di stasiun gubeng rasanya mengantuk dan lesu begadang semalaman di Restoran, alhamdulillah kebanyakan asam lambung yang biasanya datang bila kebanyakan duduk, ketika itu tidak masalah, saya sehat-sehat saja sampai pulang kembali ke jember.

Selasa, 23 November 2010

PASAR PAGI DI JALAN KARTINI PERLU DIATUR

Entah kapan tepatnya kira-kira tahun 2008 atau 2009 jalan Kartini Jember kalau pagi berubah menjadi pasar dadakan berbagai makanan, minuman, hewan piaraan, tanaman hias, ikan hias, pakaian, permainan anak-anak, kerajinan, asesoris, alat-alat rumah tangga dan segala macam kebutuhan ada disitu. Kegiatan dimulai jam 4.30 pagi sampai Jam 09.30 atau paling siang jam 10.00

Awalnya mereka berjualan di seputar alon-alon, yang dijual adalah menu sarapan pagi. Konsumen nya adalah masyarakat yang berolah raga pagi jalan kaki, lari, jalan santai, kemudian mampir sarapan pagi disitu sambil cuci mata lihat kendaraan berlalu lalang. Kemudian kreatifitas masyarakat bertambah pedagangnya makin banyak dan jenis dagangan yang ditawarkan makin banyak juga. Karena ada renovasi alon-alon maka sementara mereka dipindah ke jalan Kartini. Setelah selesai renovasi ternyata pedagang tidak boleh lagi jualan di seputar alon-alon.

Sekarang menumpuk sesak para pedagang berjualan di jalan kartini, hal demikian tentu saja mengganggu para penghuni di jalan itu misalnya SMK Negeri 4 Jember merasa kesulitan bila ada kegiatan minggu pagi disekolah karena adanya kegiatan pasar dadakan tersebut. Sebagai salah satu sekolah bisnis kami tidak berkebaratan kegiatan tersebut asalkan diatur, didepan pintu sekolah atau rumah dijalan itu tidak ditempati berdagang. Pedagang yang semakin banyak semakin menutup jalan menjadi lebih sempit, belum lagi kalau terjadi rebutan tempat

Pak Satpol PP atau bagian Tata kota, agar nyaman dan tertib tolong diatur berilah kesempatan kepada sebagian mereka berjualan ditepi track jalan kaki atau lari pagi asal ditepi tidak mengganggu atau di tepi alon-alon dan tertib agar tidak menumpuk berdesakan di jalan Kartini. Mereka sudah merasa punya hak menempati tempat itu karena sudah ditarik karcis untuk kebersihan atau apa namanya p0leh petugas pasar atau PEMDA

Sabtu, 16 Oktober 2010

SAMPAH BERSERAKAN DITEPI JALAN

Ketika kami akan pulang Ke Dongko dalam perjalanan melewati arak-arak Bondowoso menuju ke Krasaan Probolinggo, sampai di Paiton tiba-tiba anak saya menyuruh saya untuk menghentikan mobil. Saya agak mendadak juga terpaksa menghentikan mobil terus Riris anak saya menenteng kamera turun dari mobil memotret onggokan sampah yang dibuang sembarang saja disitu sehingga sebagian plaspik dan kertas berserakan dibawa terbang oleh angin.

Kalau manusia tidak peduli lingkungan tempat tinggalnya, bisa berakibat bencana dan menyengsarakan masyarakat dunia juga. Kutanya pada anakku untuk apa kamu foto sampah itu ? " untuk tugas jurnalistik disekolah pak" apa pendapatmu "kurang kesadaran jawabnya singkat".

Yah begitulah, Padahal disitu bukan tempat pembuangan sampah resmi dan disitu ada papan peringatan dari pemerintah kecamatan tidak boleh membuang sampah disitu, tetapi tetap saja sampah menggunung disitu. Lha menyaksikan seperti ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat kurang kesadaran bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari Iman, kebersihan itu adalah pangkal kesehatan, bersih itu indah dan sedap dipandang mata. Pemerintahnya jangan hanya melarang sudah disediakan apa tidak tempat pembuangan sampah sehingga masyarakat dapat secara tertib dengan penuh kesadaran.

BERFOSE DI DAM LAHOR

Pada hari raya Idul Fitri 2010 hari ke 2 lalu, kami sekeluarga mudik ke Dongko Trenggalek. Berangkatnya melepas lelah sebentar di Dam Lahor Karangkates Malang. Riris anak saya berfose sejenak di jembatan dan mengambil latar belakang hutan dan sungai. Banyak sekali mobil, sepeda motor, yang beristirahat dilokasi itu atau pengunjung yang dengan sengaja berpariwisata disitu, menikmati panorama Dam, Jembatan dan Hutan serta menikmati udara sejuk. Banyak juga pedagang kaki lima yang menjual makanan minuman mengundang selera untuk mencicipi.

Untuk memasuki areal ini mobil dikenakan retribusi Rp 1000,- terus kalau berhenti bayar parkir Rp 1000 juga, sayang kalau misalnya ingin ke Toilet agak sulit mencarinya. Tetapi asyik dan cukup menyenangkan melepas lelah ditengah perjalanan disitu.

Sabtu, 08 Mei 2010

ALON-ALON KABUPATEN JEMBER.

Alon-alon Jember adalah merupakan salah satu daya tarik di Jember bagi anak-anak kecil, remaja, pemuda dan orang tua. Utamanya malam minggu dan minggu pagi.


Alon-alon diudepan kantor PEMDA ini sudah dipugar diperbaiki sekian kali, oleh Pemda Jember, Setiap ganti bupati pemugaran alon-alon pasti dilakukan entah satu kali atau dua kali atau lebih. Oleh karena itu rumor masyarakat ”Itu hanya trik menghabiskan anggaran, tidak kecil sampai bilangan MM an”


Lepas dari semua itu yang jelas alon-alon itu sekarang ini semakin cantik dan menarik. Kalau malam lampunya begitu terang benderang memancar ke tengah dari berbagai sudut lapangan. Sinarnya membias ke rumput kelihatan hijau halus seperti sutra china yang dihampar di lapangan. Anak-anak kecil berlari-larian dikawal orang tuanya, berbaur dengan pedagang mainan, makanan, minuman, memanjakan dirinya untuk memuaskan kegembiraan dimalam minggu. Dipinggir Barat dan Timur terdapat lapangan basket dan volly.yang selalu penuh pemuda pemudi bermain bahkan kadang sampai pagi. Ketika jam 4.00 atau 4.30 pagi sudah mulai banyak orang lari pagi di trotoar yang sengaja dibangun lebar berkeliling alon-alon. Disebelah utara ada kantin, kafe, warung lesehan semalam suntuk yang juga selalu penuh anak-anak muda dan orang tua makan dan minum kopi sambil ngobrol. Disebelah selatan didepan PEMDA sering didirikan panggung pertunjukan musik dan promo produk dari perusahaan-2.


Selain sebagai tempat hiburan dan olah raga seputar alon-alon berfungsi sebagai lahan bisnis bagi masyarakat kecil atau wong cilik di Jember.

Jumat, 26 Maret 2010

PAK ALI PETANI DAN GURU NGAJI (potret kehidupan)

Beliau adalah sosok yang sederhana, bekerja keras, tanggung jawab dan guru mengaji anak saya. Kesehariannya kalau pagi bertani disawah, mulai dari menanam, mengairi, memupuk menyiangi rumput sampai panen dia sendiri yang mengerjakan artinya beliau terjun langsung dalam penanganan usaha taninya mulai a sampai z. Ya tentu saja ada orang lain yang direkrut ketika saat-saat di perlukan. Tidak seperti saya yang pernah mencoba bertani tetapi tidak terjun langsung menangani istilahnya kalau saya hanya menyertakan modal. Kalau pak Ali tidak beliaunya total bertani.

Kalau sore hari mulai dari jam dua siang sudah berkeliling mengayuh sepedah onta bututnya ke rumah-rumah memberi les privat (mulang muruk) mengaji al Qur'an. Muridnya banyak tidak kurang dari 16 rumah dengan jadwal hari dan jam berbeda-beda, dari segala umur biasanya dari kalangan sosial menengah keatas, ada dosen, guru, kepala sekolah, ibu rumah tangga siswa, mahasiswa, padahal beliau bahasa Indonesianya kurang bisa. Sehingga kalau kata sulit di bahasa Indonesiakan dia katakan dengan bahasa Madura. Selain mengaji belaiau juga mengajari solat, dan komplit deh. Bayarannya terserah tidak mau menyebut dan kalau diberi uang tidak mau mengatakan bahwa itu gaji tetapi dia menyebut sodakoh ya antara Rp 25000 sampai Rp100.000 per bulan setiap rumah.

Sambil mengajar beliau menawarkan beras hasil sawahnya kepada rumah kenalan atau tetangga murid-muridnya dengan harga sama dengan harga beras ditoko eceran. Kepada yang pesan langsung diantar naik sepedah untanya itu. Ketika saya sarankan supaya beli sepeda motor jawabnya dia tidak suka naik spedah motor karena takut.

Intinya beliau hidup sederhana, cukup sandang, papan, pangan menurut ukuran beliau, dengan bekerja keras dan berdoa dia merasa berkecukupan dalam hidupnya.


Selasa, 12 Januari 2010

RAPAT DINAS SAMBIL REFRESHING

Kesibukan tidak ada habisnya, pekerjaan selalu ada dan kalau tidak pandai-pandai mengelola qolbu serta fikiran bisa berakibat stress. Ya kalau stressnya ringan tidak seberapa kalau berat wah bisa berakibat sakit tubuh kita.

Disela-sela rapat dinas di Hotel Pornama Batu saya menyempatkan menikmati senam pagi bersama, terus acting foto-foto, menikmati panorama hotel yang indah, menghirup puas udara yang sejuk. Kalau mau berenang juga ada, mau keliling naik sepeda motor roda dua, roda tiga, roda empat tinggal sewa aja. Sayang untuk itu waktu saya tidak cukup, ada waktu istirahat biasanya untuk makan sholat dan sebentar santai lalu untuk kegiatan rapat lagi.

Setidaknya saya gunakan waktu yang ada untuk bisa menikmati kesempatan ini untuk dua tujuan sekaligus, sambil menyelam minum air.