Sabtu, 15 Maret 2008

STUDY BANDING DAN WISATA 1

Sekali-kali melihat kehebatan Negara lain itu juga perlu. Sebab dengan demikian dapat memetik pengalaman, bisa membandingkan hal-hal positif, syukur-syukur bisa diterapkan untuk kemajuan di negeri sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut kalau anda pernah membaca tulisan saya dimedia ini sebelumnya yang berjudul Episode Ujian Kesabaran dimana aku harus kecewa dan malu karena gagal berangkat ke Jepang, nah sekarang ini tidak, saya benar-benar berkunjung ke Negeri Matahari terbit itu.
Tanggal 23 Peb 2008 jam 22.10 WIB, kami terbang ke Jepang bersama JAL 726 kelas ekonomi, dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Serombongan 22 orang terdiri dari 1 orang Tour Leader dari ITC Tour Jakarta, 17 orang Kepala SMK SBI dari berbagai Propinsi di Indonesia, 4 orang staf Depdiknas Jakarta. Perjalanan selama 8 jam, sebagian besar waktu dimanfaatkan untuk tidur, karena payah dan suasana diluar gelap. Hanya sayap pesawat yang kelihatan dari sinar lampu disayap pesawat itu sendiri. Sesekali terbangun melihat TV kecil yang dipasang disetiap bagian belakang sandaran kursi sambil menikmati hidangan dan nyetel video. Selama penerbangan ada jatah 2x minum, 2x snack, 1x makan malam yang dihidangkan gratis oleh Pramugari-2 cantik asli jepang. Mereka rata-rata tinggi semampai sama seperti pramugari Indonesia. Pramugari itu berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dan Jepang, pilotpun dalam memberi info juga dalam bahasa Jepang dan Inggris. Menu minuman boleh pilih jus apel, orange jus, water, sof drink yang menghangatkan, coffee, green tea. Menu makan ada dua pilihan ayam dan ikan laut.
Pesawat JAL ini menurut saya cukup besar, kelasnya terbagi 3 yaitu paling depan kelas Ekskutif kira-kira 30 kursi, kelas Bisnis kira-kira 180 kursi, Kelas ekonomi kira-kira 180 kursi. Tarif kelas ekonomi waktu itu USD 427 x Rp 9300 = Rp 3.971.100,00, airport Tax & Flight Insurance di Jepang USD 233.50 x Rp 9300 = Rp 2.171.550,00
Minggu 24 Pebruari 2008 jam 07.20 pagi waktu Jepang atau jam 05.20 Waktu Indonesia kami mendarat di Bandara Narita Jepang ada sedikit tidak nyaman karena ketika pesawat akan landing angin begitu besar sehingga terasa berguncang seperti bis berjalan di jalanan bergelombang dan berlubang, hanya sebentar kemudian pesawat bisa landing dengan baik. Kami serombongan menuju kepintu keluar ngantri satu-satu dengan tertib diperiksa oleh petugas bandara dengan sangat teliti sebelum keluar dari bandara. Masing-masing memerlukan waktu 10-15 menit, sepertinya setiap yang masuk Jepang lewat jalan udara harus difoto otomatis saat pemeriksaan itu. Ketika semuanya sudah beres kami serombongan keluar, sudah dijemput oleh guide yang dipersiapkan oleh ITC Travel Ny. Grece Tanaka. Kesan pertama ketika diluar bandara, angin menerpa cukup keras, dingin, bersih tidak ada debu beterbangan. Cerita selanjutnya tunggu ya di tulisan berikutnya, sebetulnya ingin saya menayangkan fotonya tetapi ilmunya belum sampai situ, sabar ya.

SISI LAIN SKILL OLYMPIC SMK 2007

26-29 Nopember 2007 digelar skill Olympic SMK di Kabupaten Jember. SMK Negeri 1 jember adalah salah satu tempat lomba itu. Tiga bulan sudah kami menyiapkan segala sesuatunya dan tak hentinya do’a mohon bimbingan dan petunjuk Nya agar semuanya berjalan dengan sukses. Koordinasi dengan Pemerintah Propinsi, pemerintah Kabupaten selalu kami lakukan. Acara ini digelar bertepatan dengan acara Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) tahun 2007. Kalau rata-rata satu sekolah mengirim kontingen dan guru pembimbing 20 orang, kalau 50 sekolah berarti 1000 orang yang bertamu ke Jember ke SMK Negeri 1 saja. Belum yang ke SMKN 3, SMKN 2, SMKN 4, SMKN 1 Sukorambi. Yah total tamu yang berkunjung ke Jember waktu itu antara 3000 sampai 3500 orang. Semua hotel mulai dari yang elite sampai kelas sederhana dan penginapan di Jember habis di booking, bahkan ada beberapa kontingen yang ngontrak rumah tinggal milik penduduk selama tiga hari di Jember.Pedagang makanan mulai dari setingkat restoran, lesehan, kaki lima, warung kecil, penjual souvenir dan oleh-oleh, pom bensin, angkot, siswa dilibatkan dalam kegiatan praktek wirausaha kantin, souvenir, peliputan, pokoknya masyarakat jember banyak diuntungkan dari perhelatan ini.
Moto kami sebagai tuan rumah adalah tamu datang kami sambut dengan senang tamu pulang harus dengan perasaan senang. Kiat kami sebagai tuan rumah adalah memaksimalkan pelayanan dan informasi kepada semua tamu yang datang. Memang sih anggarannya cukup besar dikeluarkan dari kocek Komite Sekolah sendiri, kocek PEMDA Kab Jember, PEMDA Prop Jawa Timur, Paguyuban Kepala SMK sejawa Timur, MKKS SMK Negeri Kab. Jember, Kocek SMK Peserta lomba, tetapi karena kegiatan ini membawa misi yang cukup berarti bagi SMK (Promosi, Prestasi ketrampilan siswa, Seleksi untuk LKS tingkat Nasional) maka semuanya memang harus diperjuangkan.
Karena ridho, petunjuk dan bimbingan Nya penyelenggaraan sukses luar biasa melebihi penyelenggaraan sebelum-sebelumnya. Yang lebih mengharukan dan membanggakan adalah kekompakan, celoteh dan gurauan yang sangat mengesankan dari warga SMKN1 dikala penat dan lelah, menjadikan TIM Work warga SMKN 1 Jember benar-benar solid, thank for all my friends. Para Petinggi Pendidikan Menengah Kejuruan Jawa Timur, Drektur Dikmenjur Jakarta, Petinggi pemerintah Kabupaten Jember dan para kontingen dari seluruh kabupaten di Jawa Timur menyatakan puas, ini adalah kado terindah bagi kami. Akhirnya semua kontingan harus pulang, lampu-lampu besar sudah dimatikan, tenda mulai dikosongkan, arena lomba sudah sepi, sambil duduk-duduk melepas lelah terlintas difikiran subhanallah wal hamdulillah “ semua ini terjadi dibawah kendali dan kehendakmu ya Allah” Kami bersyukur tiga hari yang menegangkan sudah berlalu meninggalkan kenangan manis dan tak terlupakan.

Sabtu, 08 Maret 2008

EPISODE UJIAN KESABARAN

14 – 19 Nopember 2007, 170 kepala SMK SBI se Indonesia termasuk aku dan puluhan Kadin Pendidikan Kabupaten dapat tugas studi banding dan menyaksikan World Skills Competition Shizuoka 2007 di Jepang. Pada moment ini siswa SMK pemenang Lomba Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional 2006 ikut berlaga disana. Seminggu sebelum berangkat sudah ijin kepada pak Kadin Pendidikan Kab Jember selaku atasan saya, teman-teman guru sudah pesen-pesen minta oleh-oleh, saudara-saudara banyak yang mengetahui dan mengucapkan selamat jalan. Tak bisa kusembunyikan perasaan bangga dan senang luar biasa, yakin aku berangkat. Eh maaf norak ya, maklumlah belum pernah pergi keluar negeri.
Apa yang terjadi jika ternyata Gatot (gagal total), ya tentu jengkel dan malu kan. Memang manusia boleh berencana tetapi Allah yang maha menentukan, Allah maha mengetahui apa yang terbaik bagi umatnya. Aku serta 26 orang kepala SMK SBI yang lain gagal berangkat karena alasan yang tidak jelas. Dua hari harap-harap cemas menanti kepastian dihotel bandara Soekarno Hatta Jakarta, rasanya gerah walau AC nya begitu dingin. Kecewa, marah, malu ketika teman sekamarku Pak Marwoto dari Yogyakarta berpamitan bording segera ke pesawat menuju Jepang. kami berpelukan sambil saling menepuk-nepuk punggung, Pak Marwoto bilang “ sing sabar yo pak, kabeh iku ono hikmahe aku budal disik“ hanya mengangguk dan tersenyum kecut aku tak kuasa berkata-kata semuanya tertahan ditenggorakan. Kutelepon personil ITC Tour tidak ada jawab, via sms kutumpahkan seluruh sumpah serapah, untung si Gusmar sudah berangkat ke Jepang, jadi dia tidak tahu kalau aku berkata-kata kasar padanya. Sendirian dikamar hotel mewah itu, aku merenung setelah solat tahajud. Harus sabar, harus berfikir positif, semua pasti ada hikmahnya. Allah maha mengatur, dan keputusannya tidak pernah keliru, kata-kata itu kuucap berulang kali, sampai akirnya tertidur.
Ketika mata hari menebar sinar hangat esok hari menerobos masuk lewat kelambu tipis jendela hotel, fikiran sudah bening aku bergegas sarapan pagi terus pergi ke Direktorat Dikmenjur di senayan lantai 13 gedung E Jakarta Pusat untuk bertemu Pak Direktur. Semua 26 orang yang gagal berangkat ke Jepang hari itu juga sudah kumpul mohon kejelasan dan surat pembatalan tugas untuk dipertanggung jawabkan pada Pak Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten masisng-masing. Sebagai obat hati Pak Direktur berjanji akan memberangkatkan kami bulan Pebruari 2008 dalam study banding and tour.
Itulah barang kali yang terbaik, keputusan Allah melalui Pak Direktur Dikmenjur. Hari itu juga. aku harus segera pulang ke Jember. Tugas sebagai tuan rumah Skill Olympic SMK tingkat Jawa Timur di SMK Negeri 1 Jember menantiku, sukses tidaknya adalah tanggung jawabku. Anggap sajalah ini suatu ujian kesabaran dari Nya.

Kamis, 06 Maret 2008

SEBENTUK KASIH SAYANG

Yang paling mengesankan sekaligus membahagiakanku sebagai penggembala domba ketika aku masih kelas 4-6 SD di desa Dongko adalah ketika kambing pemberian bapakku beranak dua ekor. Kasih sayangku kepada dua ekor anaknya yang lincah dan lucu begitu mendalam. Mereka menggemaskan berjingkrak-jingkrak berkejaran, berlarian sambil mengembik-embik dengan suaranya yang khas lalu menyusu pada induknya sambil menggerakkan ekor kecilnya. Saking kuatnya mereka menyusu sampai-sampai kedua kaki belakang induknya terangkat-angkat. Induk domba melayani dengan sabar dan penuh kasih sayang, menjilati tubuh kedua anaknya yang berbulu putih mengkilat. Memperhatikan semua itu bahagia sekali rasa hatiku.
Manakala aku malas menyabit rumput dan tidak bisa menggembalakan kepadang rumput karena musim hujan, kambing-kambingku mengembik-embik dikandangnya semua kelaparan. Trenyuh mendengarnya, merasa bersalah kenapa tidak menyediakan makanan yang cukup bagi mereka. Kalau sudah begitu aku dimarahi oleh pakde Adi karena beliau yang akhirnya harus mencarikan daun nangka, daun lamtoro dipekarangan disekitar rumah, sementara aku namanya juga anak-anak bisanya menangis dengan penuh penyesalan.
Yang paling menegangkan adalah ketika ketahuan bahwa Induk domba pertamaku itu ternyata sisi dalam ekornya yang gemuk itu membusuk dimakan belatung laah mengerikan kan ?. Seharusnya sehari atau dua hari setelah melahirkan, induk domba harus dimandikan sehingga bekas darah dan air ketuban tidak dimakan lalat dan menyebabkan luka. Perhattanku fokus pada anak-anaknya saja sehingga terjadi seperti itu.
Didesa tidak ada dokter hewan, kata tetangga obatnya adalah tembakau direndam dalam minyak tanah dicampur jelaga dibalurkan kelukanya kemudian dibungkus. Setiap pagi atau siang aku dan pakde Adi dengan hati-hati dan penuh kasih sayang memberi obat dan mengganti pembalutnya. Induk itupun mengenduskan kepalanya ketanganku ketika kami memeriksa bila ada belatungnya di ambil pakai lidi sampai akhirnya sembuh. Dua tahun waktu berlalu dombaku semakin banyak beranak pinak dan semuanya berakhir ketika tiba saatnya aku melanjutkan sekolah SMP di kota Trenggalek, episode kasih sayangku dengan domba piaraanku masih tetap terekam dimemoriku sampai sekarang.

Senin, 03 Maret 2008

BLANK

Pagi ini otak sedang kosong tidak ada ide. Pada hal aku ingin sekali menulis sesuatu untuk dimuat di blog saya yang baru. Kemarin Pak Riadi teman saya mengajari membuat blog itu di sekolah. Saya sudah janji padanya bila sampai dirumah akan mencoba menulis sesuatu untuk mengisi blok itu. Tetapi apa yang terjadi ternyata sampai pagi ini masih blank belum ada bahan yang siap untuk ditulis. Yah akhirnya kebingungan saya ini sajalah yang saya tulis.